12 Cara Berhenti Dari Kebiasaan ‘Kebanyakan Mikir’
Kebanyakan
mikir (overthinking) adalah keadaan ketika kamu sering menghabiskan
waktu berjam-jam buat mikirin hal-hal yang kamu sendiri nggak sadar -apakah
itu penting atau nggak buat dipikirin. Nah, lho!
Overthinking biasanya muncul ketika kamu menghadapi masalah. Kamu
mungkin harus membuat keputusan besar dalam hidupmu. Apakah keputusan yang kamu
ambil sudah benar atau salah? Lalu, apa yang terjadi ketika ternyata kamu salah
mengambil keputusan?
Nah,
ketakutan dan kekhawatiran itu lho yang bikin kamu jadi overthinking.
Padahal, Penelitian selama lebih dari 20 tahun nggak bisa membuktikan kalau overthinking
bakal berakibat baik. Sebaliknya, overthinking justru menghambat
penyelesaian masalah. Kamu nggak bisa berpikir rasional dan nggak punya
inisiatif atau motivasi. Hmm…bahaya nggak tuh?
Di
artikel kali ini mau berbagi tentang cara berhenti dan mengubah kebiasaan overthinking.
Langsung simak, yuk!
1. Hindari Hal-Hal Yang Membuatmu Overthinking
Overthinking bukan sifat yang dibawa sejak lahir, tapi kebiasaan.
Prosesnya langsung dan cepat. Jadi, begitu dapat masalah, seketika itu juga
kamu ingin berpikir karena kamu panik. Lalu, kamu nggak sadar kalau udah mikir
selama berjam-jam dan tetap nggak dapat solusi apa-apa.
Sebaiknya,
kamu bisa mempelajari situasi. Sudah berapa kali kamu bersikap seperti ini?
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menjauhi sumber-sumber masalah.
Apa aja sih yang bikin kamu banyak berpikir? Bisa jadi soal pekerjaan, rencana
cari beasiswa, atau karir di masa depan. Pikirkan kalau emang kamu rasa itu
penting dan harus dipikirkan sekarang. Kalau belum saatnya, sebaiknya lupakan
dulu.
2. Pilih Teman Yang Membuatmu Ceria. Jauhi Mereka Yang Bikin
Kamu Galau, Sedih, Dan Mikir!
Siapa
yang ada disekitarmu biasanya akan berpengaruh pada dirimu sendiri. Yup, akan
lebih baik jika kamu bisa menjauhi mereka yang selalu bersedih atau hidupnya
rumit. Pasalnya, secara otomatis hal-hal negatif itu akan berpengaruh pada
dirimu.
Misal,
temanmu merasa hidupnya gagal karena Drop Out dari kampus. Ketika
mendengarkan dia curhat, kamu justru ikut-ikutan galau dan mikir keras tentang
masa depanmu sendiri. Kamu berpikir kenapa sampai saat ini belum bisa dapat
pekerjaan dengan gaji fantastis yang bisa dipakai buat beli pulau. Ya elah…
Nah,
akan lebih baik kalau kamu berkumpul dengan teman-teman yang menyenangkan.
Mereka yang tau apa arti bahagia dan hidup dengan pandangan positif.
Teman-teman yang bisa menemanimu melewati setiap hari dengan keceriaan.
3. Jangan Suka Menyendiri
Bagi
kamu yang merasa punya kebiasaan overthinking, sebaiknya hindari
kesempatan buat sendirian. Semakin sering kamu sendiri dan berdiam diri maka
semakin parah kebiasaan overthinking-mu itu.
Mengurung
diri di kamar, tidur-tiduran di kasur, atau melamun akan memancing otakmu untuk
memikirkan hal yang nggak penting. Kemudian, kamu pun sibuk tenggelam dalam
kerumitan isi kepalamu sendiri.
4. Menyibukan Diri, Cari Kegiatan
Selain
kalau lagi sendirian, kebiasaan banyak mikir akan muncul ketika kamu nggak
punya kerjaan. Nah, itulah alasaanya kenapa kamu harus mulai menyibukkan diri.
Buat dirimu sesibuk mungkin. Ikutan kelas meditasi, les bahasa Prancis,
bantu-bantu ibumu masak, atau jalan-jalan ke mall. Pastikan kalau kamu
nggak punya waktu buat diam dan berpikir.
5. Bicara Pada Diri Sendiri
Kamu
mungkin merasa lelah karena banyak hal yang muncul di kepalamu. Semakin kamu
berusaha melupakan, maka semakin sering muncul.
Caranya,
bicaralah pada dirimu sendiri. Katakan, “Aku nggak perlu mikirin ini. Aku
nggak apa-apa. Semua baik-baik saja”. Nggak cuma sekali atau dua kali, kamu
mungkin harus mengatakannya puluhan kali.
6. Apa Yang Menurutmu Penting? Kamu Harus Bisa Berkomitmen
Tentu
bukan sikap yang dewasa ketika kamu rela meninggalkan pekerjaan atau melupakan tugas
kuliah demi sesuatu yang mengganggu di kepalamu. Misal, kamu baru saja
bertengkar dengan pacarmu. Kamu sibuk menganalisa masalah untuk menentukan
siapa yang salah dan siapa yang benar. But wait! Pekerjaan sudah
menunggu dan dateline tugas makin dekat.
Bersikap
keras pada diri sendiri itu juga penting. Kamu punya tanggung jawab dan
kewajiban yang harus diselesaikan. Tunjukan pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa
memegang komitmen.
7. Batasi Waktumu Berpikir, Catat Apa Yang Kamu Pikirkan
Jika
kamu merasa bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk berpikir, sebaiknya
kamu lakukan hal ini. Pertama, tentukan berapa lama kamu boleh berpikir,
misalkan 15 menit. Kedua, ambil kertas dan pulpen lalu tulis apa saja yang kamu
pikirkan selama 15 menit itu.
Setelah
waktu habis, apa kamu sudah bisa membuat keputusan atau menemukan solusi untuk
masalahmu? Kalau sudah tentu itu kabar baik. Tapi, kalau ternyata belum,
segera buang kertas itu dan lakukan kegiatan lain. Waktumu sudah habis.
Kamu mungkin akan memikirkan hal itu lagi, tapi bukan sekarang.
8. Buat Program Atau Rencana Tertulis
Kebiasaan
overthinking membuatmu memikirkan segala sesuatu dengan tidak
terstruktur. Kamu emang mikir, tapi nggak jelas arahnya kemana. Akan lebih baik
jika kamu bisa menterjemahkan pemikiranmu menjadi sebuah program atau rencana
yang konkrit secara tertulis.
Apa
yang ingin kamu raih dan bagaimana caranya? Catat langkah apa saja yang harus
kamu lakukan. Misal, kamu ingin dapat IPK 4. Maka, lengkapi catatanmu, belajar
setiap hari, latihan soal, aktif di kelas, dan pastikan hasil ujianmu di atas
angka 90.
9. Sadari Bahwa Menjadi Sempurna Itu Nggak Mungkin
Salah
satu yang bikin seseorang punya kebiasaan overthinking adalah ketika
mereka ingin menjadi sempurna. Padahal, nggak ada definisi yang jelas untuk
sebuah kesempurnaan. Jadi, buat apa kamu berpikir tentang bagaimana menjadi
sempurna.
Kamu
cuma perlu menyelesaikan kewajibanmu dengan sebaik-baiknya. Ketika itu kamu
mungkin nggak sadar bahwa pekerjaanmu itu sudah jadi sempurna dengan
sendirinya.
10. Berhenti Memikirkan Kemungkinan Buruk
Setiap
keputusan yang kamu ambil mungkin bisa salah dan berdampak buruk pada hidupmu.
Tapi, apa kemungkinan itu membuatmu demikian ketakutan sampai nggak berani buat
membuat keputusan. Padahal, ketika kamu berani memilih, yang terjadi mungkin
justru sebaliknya. Bagaimanapun, hal buruk bisa terjadi kapan saja dalam
hidupmu. Kamu hanya perlu tau cara menyikapinya.
Ketika
kamu merasa takut, pikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Lalu,
tanyakan pada dirimu sendiri -apakah kamu siap menghadapinya. Yup, memang harus
siap dan kamu pasti bisa. Ubah cara berpikirmu. Berhenti memikirkan kemungkinan
buruk dan bayangkan kemungkinan yang sebaliknya. Hayo, berapa kali kamu pernah
bilang, “wah, ternyata nggak seburuk yang aku bayangkan”.
11. Pikirkan Konsep Besarnya
Kamu
mungkin berpikir tentang kematian. Kapan kamu mati? Apa yang terjadi setelah
kamu mati? Lalu, kamu akan masuk neraka atau surga? Bagaimana kalau ternyata
surga dan neraka itu nggak ada?
Guys, kalau kamu nggak bisa menemukan jawaban untuk semua
pertanyaan itu terus ngapain capek-capek mikir. Cukupkan pikirkan kosep besar
dari kehidupan ini. Tarik kesimpulan akhir bahwa hidup mati manusia itu adalah
misteri. Yang bisa kamu lakukan adalah menjalani hidup dengan berbahagia,
berbuat baik, dan menerima.
12. Berpikir Boleh. Tapi Jangan Berlebihan, Biar Nggak Overthinking
Berhenti
dari kebiasaan overthinking bukan berarti kamu nggak perlu mikir ‘kan?
Kebiasaan berpikir atau menjadi seorang pemikir itu juga ada bagusnya kok. Kamu
bisa jadi orang yang logis dan nggak emosional. Hal ini tentu bisa sangat
positif ketika kamu harus menyelesaikan suatu masalah. Asalkan, kamu bisa
membedakan antara berpikir dengan wajar dan overthinking.
Menurut
penelitian, 73% orang yang overthinking berumur antara 25-35 tahun.
Jumlah cewek adalah 57% sedangkan cowok 43%. Perbedaan yang signifikan
menjelaskan bahwa mayoritas cewek itu emang overthinking. Waduh…hati-hati
ya buat para cewek!
Nah,
mari mulai mengenali diri sendiri. Jika kamu sadar dengan kebiasaan buruk yang
kamu punya, maka segeralah berubah untuk memperbaiki diri mulai sekarang.
0 Response to "12 Cara Berhenti Dari Kebiasaan ‘Kebanyakan Mikir’"